𝗣𝗿𝗼𝗳𝗶𝗹 𝗙𝗲𝗿𝗿𝘆 𝗜𝗿𝘄𝗮𝗻𝗱𝗶: 𝗥𝗲𝘀𝗶𝗴𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗣𝗡𝗦 𝗞𝗲𝗺𝗲𝗻𝗸𝗲𝘂, 𝗸𝗶𝗻𝗶 𝗟𝗮𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗦𝘂𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗧𝘂𝗻𝘁𝘂𝘁𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗸𝘆𝗮𝘁 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗿𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗞𝗲𝗸𝘂𝗮𝘀𝗮𝗮𝗻
Nama Ferry Irwandi kini semakin akrab di ruang publik. Sosok berdarah Minang ini dikenal sebagai YouTuber dengan jutaan pengikut sekaligus CEO Malaka Project, sebuah wadah kreator muda yang fokus pada isu sosial, pendidikan, hingga demokrasi. Perjalanan hidupnya menarik untuk ditelusuri, dari latar belakang keluarga sederhana hingga kiprahnya sebagai salah satu figur kritis di era digital.
Lahir di Jambi, Besar dengan Nilai Minang
Ferry Irwandi lahir di Jambi dari pasangan orangtua asli Minangkabau. Sejak kecil, ia dikenal memiliki minat besar pada seni dan literasi. Saat duduk di bangku SMA, Ferry sudah aktif di dunia teater, sebuah bekal yang kelak membentuk keberaniannya berbicara di depan publik.
Jejak Pendidikan hingga Negeri Kanguru
Setelah lulus SMA, Ferry melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Latar belakang akademisnya yang kuat membuat ia dipercaya bergabung di Kementerian Keuangan RI. Tidak berhenti di situ, ia juga menempuh studi magister di Australia, memperkaya perspektifnya tentang ekonomi dan tata kelola publik.
Karier di Kemenkeu dan Titik Balik Hidup
Selama satu dekade, Ferry berkarier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan. Namun, di puncak kariernya, ia mengambil keputusan besar: mundur dari status PNS. Bagi Ferry, jalan hidupnya harus diarahkan pada hal yang lebih luas dari sekadar birokrasi, yakni pendidikan dan advokasi sosial melalui media digital.
Dari Kreator Konten ke Malaka Project
Langkah itu tidak sia-sia. Kanal YouTube Ferry Irwandi kini memiliki hampir dua juta subscriber. Kontennya yang berisi kritik sosial, analisis isu publik, hingga refleksi filsafat, menjadikannya suara alternatif yang banyak digemari kalangan muda.
Pada 2023, Ferry mendirikan Malaka Project bersama sejumlah kreator ternama. Malaka Project dirancang sebagai wadah edukasi digital, membicarakan tema-tema besar seperti demokrasi, ekonomi, hingga peradaban, dengan gaya santai namun berbobot.
Figur Kritis di Era Demokrasi Digital
Di tengah situasi politik dan sosial yang dinamis, Ferry Irwandi hadir sebagai figur kritis yang sering memantik diskusi. Gagasannya kerap memancing pro-kontra, namun hal itu tak membuatnya surut. Sebaliknya, ia justru semakin yakin bahwa ruang digital harus menjadi tempat rakyat bebas bersuara.
"Selama ada ketidakadilan, selama rakyat belum bisa tersenyum, perjuangan tidak boleh berhenti," begitu salah satu kalimat Ferry yang kerap dikutip oleh para pengikutnya.
Kini, dari seorang anak Minang di Jambi yang gemar teater, Ferry menjelma menjadi salah satu influencer politik paling berpengaruh di Indonesia.
#ferryirwandi #kemenkeu #malaka #fyp #virals
Nama Ferry Irwandi kini semakin akrab di ruang publik. Sosok berdarah Minang ini dikenal sebagai YouTuber dengan jutaan pengikut sekaligus CEO Malaka Project, sebuah wadah kreator muda yang fokus pada isu sosial, pendidikan, hingga demokrasi. Perjalanan hidupnya menarik untuk ditelusuri, dari latar belakang keluarga sederhana hingga kiprahnya sebagai salah satu figur kritis di era digital.
Lahir di Jambi, Besar dengan Nilai Minang
Ferry Irwandi lahir di Jambi dari pasangan orangtua asli Minangkabau. Sejak kecil, ia dikenal memiliki minat besar pada seni dan literasi. Saat duduk di bangku SMA, Ferry sudah aktif di dunia teater, sebuah bekal yang kelak membentuk keberaniannya berbicara di depan publik.
Jejak Pendidikan hingga Negeri Kanguru
Setelah lulus SMA, Ferry melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Latar belakang akademisnya yang kuat membuat ia dipercaya bergabung di Kementerian Keuangan RI. Tidak berhenti di situ, ia juga menempuh studi magister di Australia, memperkaya perspektifnya tentang ekonomi dan tata kelola publik.
Karier di Kemenkeu dan Titik Balik Hidup
Selama satu dekade, Ferry berkarier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan. Namun, di puncak kariernya, ia mengambil keputusan besar: mundur dari status PNS. Bagi Ferry, jalan hidupnya harus diarahkan pada hal yang lebih luas dari sekadar birokrasi, yakni pendidikan dan advokasi sosial melalui media digital.
Dari Kreator Konten ke Malaka Project
Langkah itu tidak sia-sia. Kanal YouTube Ferry Irwandi kini memiliki hampir dua juta subscriber. Kontennya yang berisi kritik sosial, analisis isu publik, hingga refleksi filsafat, menjadikannya suara alternatif yang banyak digemari kalangan muda.
Pada 2023, Ferry mendirikan Malaka Project bersama sejumlah kreator ternama. Malaka Project dirancang sebagai wadah edukasi digital, membicarakan tema-tema besar seperti demokrasi, ekonomi, hingga peradaban, dengan gaya santai namun berbobot.
Figur Kritis di Era Demokrasi Digital
Di tengah situasi politik dan sosial yang dinamis, Ferry Irwandi hadir sebagai figur kritis yang sering memantik diskusi. Gagasannya kerap memancing pro-kontra, namun hal itu tak membuatnya surut. Sebaliknya, ia justru semakin yakin bahwa ruang digital harus menjadi tempat rakyat bebas bersuara.
"Selama ada ketidakadilan, selama rakyat belum bisa tersenyum, perjuangan tidak boleh berhenti," begitu salah satu kalimat Ferry yang kerap dikutip oleh para pengikutnya.
Kini, dari seorang anak Minang di Jambi yang gemar teater, Ferry menjelma menjadi salah satu influencer politik paling berpengaruh di Indonesia.
#ferryirwandi #kemenkeu #malaka #fyp #virals