Menyikapi Demo Tolak Kenaikan PBB - P2 250%

Menyikapi Demo Tolak Kenaikan PBB - P2 250%

Oleh: _Ahmad Sholhan_



Unjuk rasa oleh warga masyarakat Kabupaten Pati merupakan akumulasi spontan atas kebijakan kebijakan yang diambil Bupati belum sampai 1 tahun kepemimpinan, gaya/stylish Bupati Pati yang "keukeuh" dan arogan mengusik semua fihak tidak hanya yang berbeda pilihan juga yang pendukung terakumulasi menjadi "Rakyat yang Tersakiti".


Kricikan menjadi Grojokan adalah buah dari kebijakan Bupati Sudewo, mulai pengambilan keputusan menaikkan pajak (PBB P2), perubahan pendidikan 6 hari menjadi 5 hari yang sebenarnya perlu kajian yang serius dan mendalam, secara ekstra cepat diberlakukan dengan pernyataan pernyataan yang kaku dan memaksa, seakan warga masyarakat manut tanpa perlawanan, masukan masukan para pendidik, tokoh masyarakat, para kiai dan ulama, ormas keagamaan, ormas kepemudaan, tidak direspon dengan baik,bahkan cenderung angkuh, tidak bisa diajak komunikasi


Luapan kegelihan atas gaya/stylish Bupati Sudewo menjadikan Bupati sebagai "Common Enemy" yang memuncak, lepas kendali, meskipun akhirnya ada komunikasi dengan berbagai elemen untuk mencairkan suasana dan pembatan kebijakan, tidak mengurangi mengkristalnya semangat atas berbagai tuntutan


poin poin atas unjuk rasa atau demontrasi warga masyarakat hari ini :

- runtuhnya wibawa pemerintah daerah atas kepemimpinan Bupati

- lembaga lembaga atau organisasi kemasyarakatan keagamaan - kepemudaan terdegradasi atas abainya peserta aksi meskipun sudah berupaya semaksimal mungkin untuk meredakan suasana serta situasi

- situasi unjukrasa yang penuh nuansa politik mengabaikan peran partai politik dan pelaku politik


Ahmad Sholhan (Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pati 2010-2014/pemerhati sosial)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama