Green Qurban Bebas Sampah, Muhammadiyah Wujudkan Aksi Nyata di Pati




Green Qurban Bebas Sampah, Muhammadiyah Wujudkan Aksi Nyata di Pati

Pati, Jawa Tengah — Muhammadiyah menunjukkan komitmen kuat terhadap isu lingkungan melalui gerakan Green Qurban 2025, yang langsung dipraktikkan sehari setelah peluncurannya, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2025. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Ending Plastic Pollution” atau Hentikan Polusi Plastik.

Sebagai bagian dari kampanye dan sosialisasi, Muhammadiyah menyelenggarakan siaran Ngobrol Bareng Sahabat di JM Radio (radio milik Muhammadiyah Jawa Tengah) dengan topik menarik: “Green Qurban, Apakah Bisa?”. Bagi masyarakat yang belum sempat menyaksikan, siaran ulang dapat diakses melalui kanal YouTube JM Radio.

Pelaksanaan penyembelihan hewan qurban dalam program ini dilakukan serentak di tujuh kota yang tersebar di Jawa Tengah, Banten, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat Daya. Salah satu lokasi utama adalah Desa Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, tepatnya di Laboratorium Bioreaktor Kapal Selam MLH PWM Jawa Tengah.

Menurut M. Azrul Tanjung, Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pati dipilih sebagai lokasi praktik langsung tata kelola qurban bebas sampah (zero waste) karena fasilitas dan kolaborasi yang memadai. Program ini terselenggara berkat sinergi antara MLH PP Muhammadiyah dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).


Qurban Ramah Lingkungan dari Hulu ke Hilir

Penyembelihan hewan qurban dilakukan pada Sabtu, 7 Juni 2025, oleh tim profesional dari Juleha (Juru Sembelih Halal) Muhammadiyah Pati. Proses penyembelihan dilaksanakan sesuai syariat Islam dengan memperhatikan prinsip animal welfare. Sapi diistirahatkan selama 24 jam sebelumnya agar tidak stres dan menghasilkan daging berkualitas.

Proses penyembelihan dilakukan dengan membaca basmalah, memotong kerongkongan (mari`), saluran napas (hulqum), serta dua urat nadi (wadajain). Darah dan kotoran yang keluar langsung diarahkan masuk ke bioreaktor, tanpa mencemari lingkungan sekitar.

Usai penyembelihan, penanganan karkas dilakukan dengan cepat. Sapi digantung dari kaki belakang agar darah keluar sempurna. Hal ini penting karena darah yang tertinggal dapat mempercepat pembusukan dan menurunkan kualitas daging.

Yang menjadi pembeda dari pelaksanaan qurban biasa adalah pengelolaan limbah. Isi usus dan lambung, yang biasanya menjadi sumber pencemaran, kali ini langsung dimasukkan ke bioreaktor. Semua sisa pakan, darah, dan limbah organik lainnya diolah menjadi gas dan pupuk organik, mendukung kemandirian energi dan pangan nasional.


Distribusi Daging: Ramah Lingkungan dan Estetik

Pembagian daging qurban dilakukan secara ramah lingkungan. Daging dibungkus menggunakan besek (anyaman bambu) dan daun jati, yang diikat dengan utus (tali bambu). Salah satu penerima manfaat, Alaina Shabira, siswi SMA, mengungkapkan kekagumannya, “Bungkusnya unik daun jati, dagingnya cerah, teksturnya lembut dan empuk, beda dengan daging qurban yang lain,” ujarnya dengan ceria.


Penulis: Irwan Setiabudi
PIC Green Qurban Pati 2025


L

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama